Minggu, 21 Oktober 2018

My Surviving skill as Mom: Han Han dan MPASI

Diposting oleh mirefasdiari di 07.34


Gak harus jauh-jauh ke gunung atau berlari ke hutan, bahkan menyelam ke dasar lautan untuk mengasah surviving skill. Bagi saya, cukup mengasuh si Baby Han Han,  saya sudah banyak belajar mengenai surviving skill,  terutama ketika MPASI.  Well, setiap Ibu pasti punya pengalaman dan penanganan yang menarik dalam Memberikan MPASI untuk si bayi cilik.  Inilah cerita saya, bagaimana dengan cerita mama yang lain?
MPASI alias makanan pendamping ASI biasanya mulai diberikan pada bayi usia 4-6 bulan.  Adapun tujuannya untuk menunjang gizi si buah hati di saat kandungan tertentu yang terdapat ASI pada  bulan tersebut mulai berkurang.  Sama seperti menyusui, proses pemberian MPASI pun harus dengan penuh perhatian dan kasih sayang,  dari mulai memilih dan menyajikan menu makanan dengan gizi yang baik dan seimbang,  melatih kedisiplinan makan,  komunikasi dengan si bayi, dan masih banyak lagi.
Lalu, apa kaitannya MPASi dengan surviving skill? Tentu saja sangat berkaitan.  Mengapa? ada saatnya ketika pemberian MPASI menemukan banyak sekali tantangannya yang sangat menguji  keuletan, kesabaran, dan kreativitas orang tua terutama ketika si GTM (gerakan Tutup Mulut)  muncul. Dan kalau gerakan ini muncul udah kayak main pencak silat aja,  silat sana silat sini.  Berbagai jurus si Mami berikan, namun bayi bocah yang semakin cerdas setiap harinya,  semakin awas dan mengetahui bagaimana cara menghindar.  Whoaa akhirnya drama perhelatan pencak silat berlangsung selama kurang lebih 30 menit lamanya. 
Adapun alasan GTM baby Han Han karena  masalah tekstur dan bosan dengan menu makanan yang cenderung monoton.  Saya sendiri bukannya gak kurang berusaha,  walalupun belum banyak mencoba.  Saya telah melakukan berbagai variasi menu dan cara memasak,  namun kadang ada yang cocok ada yang tidak. Belum lagi dia cepat sekali bosan dengan menu-menu yang itu saja, walaupun baru diberikan untuk kedua kalinya. Saya jadi serba salah, masak sedikit takut kurang, tapi kalau masak banyak takut mubazir, dan untuk supaya berkah , kalau gak habis ya saya kasih sisa makanannya ke Mew Mew, kucing liar yang tinggal di rumah.  Alhasil, gak Cuma Han Han aja yang tambak montok, si Mew Mew juga jadi kebagian rezeki Han Han hasil jerih payah maminya. Alhamdulillah ya, pemirsah, hihihi. Alhamdulillah juga si bayi ini udah bisa sedekah sejak dini. Hihihi. Namun, saya harus selalu berusaha demi memberikan gizi yang terbaik untuk si Kecil. Semoga saya dan baby Han Han bisa saling bekerja sama
Begitulah kisah survivingl skill setelah saya menjadi seorang Ibu. Tidak Ada hari yang sama, metode atau penanganan yang berhasil pada hari ini belum tentu berhasil untuk keesokan hari. Hal ini sangatlah wajar,  karena si bayi berubah , bertumbuh dan berkembang setiap harinya.  Oleh karena itu, saya sebagai seorang Ibu,  harus selalu berusaha untuk mencari cara,  ide,  dan inspirasi agar bisa mengasuh si bayi dengan baik. 



0 komentar:

Posting Komentar

 

- Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos