Gak harus
jauh-jauh ke gunung atau berlari ke hutan, bahkan menyelam ke dasar lautan untuk mengasah surviving
skill. Bagi saya, cukup mengasuh si Baby Han Han, saya sudah banyak belajar
mengenai surviving skill,
terutama ketika MPASI. Well, setiap
Ibu pasti punya pengalaman dan penanganan yang menarik dalam Memberikan MPASI
untuk si bayi cilik. Inilah cerita saya, bagaimana dengan cerita mama
yang lain?
MPASI alias makanan pendamping ASI biasanya mulai diberikan pada bayi
usia 4-6 bulan. Adapun tujuannya untuk menunjang gizi si buah hati di
saat kandungan tertentu yang terdapat ASI pada bulan tersebut mulai
berkurang. Sama seperti menyusui, proses pemberian MPASI pun harus dengan
penuh perhatian dan kasih sayang, dari mulai memilih dan menyajikan menu
makanan dengan gizi yang baik dan seimbang, melatih kedisiplinan makan,
komunikasi dengan si bayi, dan masih banyak lagi.
Lalu, apa kaitannya MPASi dengan surviving
skill? Tentu saja sangat berkaitan. Mengapa? ada saatnya ketika
pemberian MPASI menemukan banyak sekali tantangannya yang sangat menguji keuletan, kesabaran, dan kreativitas orang tua
terutama ketika si GTM (gerakan Tutup Mulut) muncul. Dan kalau gerakan
ini muncul udah kayak main pencak silat aja, silat sana silat sini.
Berbagai jurus si Mami berikan, namun bayi bocah yang semakin cerdas setiap
harinya, semakin awas dan mengetahui bagaimana cara menghindar.
Whoaa akhirnya drama perhelatan pencak silat berlangsung selama kurang lebih 30
menit lamanya.
Adapun alasan GTM baby Han Han karena masalah tekstur dan bosan
dengan menu makanan yang cenderung monoton. Saya sendiri bukannya gak
kurang berusaha, walalupun belum banyak mencoba. Saya telah
melakukan berbagai variasi menu dan cara memasak, namun kadang ada yang
cocok ada yang tidak. Belum lagi dia cepat sekali bosan dengan menu-menu yang
itu saja, walaupun baru diberikan untuk kedua kalinya. Saya jadi serba salah,
masak sedikit takut kurang, tapi kalau masak banyak takut mubazir, dan untuk
supaya berkah , kalau gak habis ya saya kasih sisa makanannya ke Mew Mew,
kucing liar yang tinggal di rumah. Alhasil,
gak Cuma Han Han aja yang tambak montok, si Mew Mew juga jadi kebagian rezeki
Han Han hasil jerih payah maminya. Alhamdulillah ya, pemirsah, hihihi. Alhamdulillah
juga si bayi ini udah bisa sedekah sejak dini. Hihihi. Namun, saya harus selalu
berusaha demi memberikan gizi yang terbaik untuk si Kecil. Semoga saya dan baby
Han Han bisa saling bekerja sama
Begitulah kisah survivingl skill
setelah saya menjadi seorang Ibu. Tidak Ada hari yang sama, metode atau
penanganan yang berhasil pada hari ini belum tentu berhasil untuk keesokan
hari. Hal ini sangatlah wajar, karena si bayi berubah , bertumbuh dan
berkembang setiap harinya. Oleh karena itu, saya sebagai seorang
Ibu, harus selalu berusaha untuk mencari cara, ide, dan
inspirasi agar bisa mengasuh si bayi dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar