Memasuki usianya yang ke 6 bulan Han
Han si bayi bocah kadang berperilaku seakan dia masih menjadi bayi mungil,
yaitu:
Menangis ketika saya pergi ke kamar
mandi
Tantrum kalau saya jalan ke depan
pintu
Bereaksi heboh di setiap saya
memalingkan badan darinya
Gelisah di setiap saya mulai
menggunakan pakaian rapih
Ada apa dengan si bayi bocah ini?
Lagi leap-kah?
Hmm,, padahal usianya sudah 6
bulan, dikasih mainan masih ga anteng, kalau bukan laper, seharusnya udah
anteng khan ya? Atau mau tumbuh gigi? hmmm,,, entahlah
Dugaan demi dugaaan menyapa saya,
sampai akhirnya saya menemukan jawabannya melalui salah satu aplikasi
parenting @wonderweeksapp bahwa perilaku rungsing si bayi bukanlah bagian
dari periode grow spurth melainkan Anxiety of Separation alias ketakutan akan
ditinggalkan. So, moms tidak perlu khawatir bahwa hal ini sangat normal terjadi
pada setiap bayi di dunia tepatnya pada periode 29 / 30minggu, atau antara
bulan ke 7-18 bulan. Lebih jauh lagi, fakta membuktikan bahwa perilaku bayi
tersebut menandakan perkembangan kemampuannya.Pada tahap ini, bayi mulai memilih dan memilah
sosok tertentu yang memiliki kedekatan emosional yang kuat. Dia mulai mempelajari
mengenai sebuah konsep jarak ; The concept of permanence, yaitu sebuah konsep
yang memberikan ide kepada bayi bahwa sebuah benda atau sosok akan selalu ada
walaupun tidak tampak oleh penglihatannya, sesuatu yang pergi akan kembali. Dan
yang lebih penting lagi adalah periode untuk membentuk kepercayaan dari
lingkungannya, merasa nyaman dan senang berada di dekat orang yang paling
dia sayang.
Mungkin periode ini merupakan tahap
yang cukup berat bagi bayi dan orang tua. Bagi orang tua sendiri cukup menguras
energi, dimana kadang kita merasa bersalah di setiap kita meninggalkannya dan
membuatnya menangis kejar. Selain itu, perilaku yang memusingkan tersebut membuat
kita harus nempel terus bagaikan perangko di saat banyak tugas menumpuk untuk
diselesaikan terutama bagi stay- at home mom. Fiyuuh,,,, serba salah,,, jadinya
Ketakuktan terbesar si bayi bocah ini
adalah takut kalau setiap saya pergi, saya tidak akan pernah kembali lagi. Tentu
saja, Han Han memang cukup ngeh kalo maminya meninggalkannya di kala dia sedang
tidur pulas. Namun belum pernah seheboh ini sebelumnya. Ketika saya pergi
sejenak, bahkan gak sampai 3 menit, dia mulai nangis heboh. Ketika
dia digendong sama orang yang bisa dibilang sering menggendongnya, dia
langsung menangis kalo melihat saya. Atau ketika saya harus memasak di
dapur, dan dia sedang bermain bersama ninin dan kiki, begitu melihat saya
langsung mengulurkan tangan minta digendong sambil menangis
Untuk mengatasi drama si bayi bocah
yang sedang membutuhkan kenyamanan adalah dengan bermain beberapa permainan
yang bisa meyakinkan Han Han kalau sebenarnya sesuatu yang pergi atau hilang
akan tetap ada seperti bermain cilukba dan petak umpat dengan menyembunyikan
beberapa mainan kesayangannya dan memintanya untuk menemukan kembali.
Membiasakan diri saya untuk meminta izin kepada dia kemana pun saya pergi
walaupun hanya sebentar saja dan mengatakan "bye" akan cukup membantu
Hanif merasa lebih tenang bahwa dia tidak akan pernah sendiri, karena mami dan
abinya akan selalu menemaninya di saat dia membutuhkan.
Mungkin tantangan yang terberat akan
dirasakan pada ibu-ibu yang berkarir. Meminta bantuan orang-orang terdekat yang
sangat kenal bayi kita seperti, nenek, kakek, tante, dapat sangat membantu walaupun
drama perpisahan tidak dapat terhindari. Jika memang sulit untuk meminta
bantuan sanak saudara, dan kerabat, bisa juga memperkerjakan asisten atau
pengasuh yang bisa dipercaya dengan cara membiarkan dia merasa nyaman dengan
baby sitter, baru mempercayakannya pengasuhan kepada bayi selama kita bekerja.
Begitulah cerita saya tentang Han Han
untuk hari ini. Hope you like it
0 komentar:
Posting Komentar