Rabu, 10 Oktober 2018

Anxiety of Separation

Diposting oleh mirefasdiari di 07.14


Memasuki usianya yang ke 6 bulan Han Han si bayi bocah kadang berperilaku seakan dia masih menjadi bayi mungil, yaitu:


Menangis ketika saya pergi ke kamar mandi 
Tantrum kalau saya jalan ke depan pintu 
Bereaksi heboh di setiap saya memalingkan badan darinya 
Gelisah di setiap saya mulai menggunakan pakaian rapih


Ada apa dengan si bayi bocah ini? Lagi leap-kah?
Hmm,, padahal  usianya sudah 6 bulan, dikasih mainan masih ga anteng, kalau bukan laper, seharusnya udah anteng khan  ya? Atau mau tumbuh gigi? hmmm,,, entahlah

Dugaan demi dugaaan menyapa saya, sampai akhirnya saya menemukan jawabannya melalui salah satu aplikasi parenting @wonderweeksapp bahwa perilaku rungsing si bayi bukanlah bagian dari periode grow spurth melainkan Anxiety of Separation alias ketakutan akan ditinggalkan. So, moms tidak perlu khawatir bahwa hal ini sangat normal terjadi pada setiap bayi di dunia tepatnya pada periode 29 / 30minggu, atau antara bulan ke 7-18 bulan. Lebih jauh lagi, fakta membuktikan bahwa perilaku bayi tersebut menandakan perkembangan kemampuannya.Pada tahap ini, bayi mulai memilih dan memilah sosok tertentu yang memiliki kedekatan emosional yang kuat. Dia mulai mempelajari mengenai sebuah konsep jarak ; The concept of permanence, yaitu sebuah konsep yang memberikan ide kepada bayi bahwa sebuah benda atau sosok akan selalu ada walaupun tidak tampak oleh penglihatannya, sesuatu yang pergi akan kembali. Dan yang lebih penting lagi adalah  periode untuk membentuk kepercayaan dari lingkungannya, merasa nyaman dan senang berada  di dekat orang yang paling dia sayang.

Mungkin periode ini merupakan tahap yang cukup berat bagi bayi dan orang tua. Bagi orang tua sendiri cukup menguras energi, dimana kadang kita merasa bersalah di setiap kita meninggalkannya dan membuatnya menangis kejar. Selain itu, perilaku yang memusingkan tersebut membuat kita harus nempel terus bagaikan perangko di saat banyak tugas menumpuk untuk diselesaikan terutama bagi stay- at home mom.  Fiyuuh,,,, serba salah,,, jadinya 

Ketakuktan terbesar si bayi bocah ini adalah takut kalau setiap saya pergi, saya tidak akan pernah kembali lagi. Tentu saja, Han Han memang cukup ngeh kalo maminya meninggalkannya di kala dia sedang tidur pulas. Namun belum pernah seheboh ini sebelumnya.  Ketika saya pergi  sejenak, bahkan gak sampai 3 menit,  dia mulai nangis heboh.  Ketika dia digendong sama orang yang bisa dibilang sering menggendongnya,  dia langsung menangis kalo melihat saya.  Atau ketika saya harus memasak di dapur, dan dia sedang bermain bersama ninin dan kiki, begitu melihat saya langsung mengulurkan tangan minta digendong sambil menangis

Untuk mengatasi drama si bayi bocah yang sedang membutuhkan kenyamanan adalah dengan bermain beberapa permainan yang bisa meyakinkan Han Han kalau sebenarnya sesuatu yang pergi atau hilang akan tetap ada seperti bermain cilukba dan petak umpat dengan menyembunyikan beberapa mainan kesayangannya dan memintanya untuk menemukan kembali. Membiasakan diri saya untuk meminta izin kepada dia kemana pun saya pergi walaupun hanya sebentar saja dan mengatakan "bye" akan cukup membantu Hanif merasa lebih tenang bahwa dia tidak akan pernah sendiri, karena mami dan abinya akan selalu menemaninya di saat dia membutuhkan.

Mungkin tantangan yang terberat akan dirasakan pada ibu-ibu yang berkarir. Meminta bantuan orang-orang terdekat yang sangat kenal bayi kita seperti, nenek, kakek, tante, dapat sangat membantu walaupun drama perpisahan tidak dapat terhindari. Jika memang sulit untuk meminta bantuan sanak saudara, dan kerabat, bisa juga memperkerjakan asisten atau pengasuh yang bisa dipercaya dengan cara membiarkan dia merasa nyaman dengan baby sitter, baru mempercayakannya pengasuhan kepada bayi selama kita bekerja.

Begitulah cerita saya tentang Han Han untuk hari ini. Hope you like it


0 komentar:

Posting Komentar

 

- Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos