In
Relationship
20
Agustus 2016
Tepat hampir
seminggu setelah pernikahan Aa. Dan selama seminggu itu setelah sekian lama,
bisa berhubungan dengan orang yang bisa dipercaya, orang yang mendekatimu
karena berani berkomitmen, semua mengalir begitu saja, sampainya hari itu
tanggal 20 Agustus kita dipertemukan. Di hari itu, hari pertama dia bertemu
dengan kedua orang tuaku. Dihari itu pula, aku memperoleh kejutan bahwa
ternyata orang tuanya, terutama ayahnya telah saling mengenal kedua orangtuaku
setelah sekian lama, bahkan ketika kita berdua masih kecil! Speechless
entah harus bilang apa, What a small word it is! Orang tua kita telah
saling mengenal sejak lama, bahkan saling mengunjungi ke rumah satu sama lainya
ketika orang
tuaku pulang dari haji tepatnya ketika aku berusia 5 tahun, tetapi kita baru dipertemukan sekarang. Siapa yang sangka
pada saat itu mereka akan menjadi besan
20 tahun kemudian. Awalnya orang tuaku
memang sempat khawatir karena belum mengenalnya, namun setelah mengobrol banyak
hal, kedua orang tuaku meresponya dengan positif, begitu pula dia.
Alhamdulillah satu langkah awal yang baik.
Selain itu, aku pun pergi ke sebuah
cafe, untuk mengobrol bersamanya, di sana banyak hal yang kita diskusikan. kita
membicarakan tentang diri kita masing- masing, kita membicarakan tentaang
persepsi kita mengenai pernikahan, dia menceritakan harapan dia untuk masa
depan nanti, dan dimana itu semua sejalah dengan harapanku di masa depan nanti.
Alhamdulillah, kita punya visi dan misi yang sama, di saat itulah kami berdua
melingkarkan jari kelingking untuk pertama kalinya sebagai perjannjian yang
mengikat kita berdua akan niat keseriusan hubungan kita.
Bismillah,
untuk selamanya.
Semenjak hari itu, kebetulan dan kebetulan terjadi dan saling melengkapi satu sama lainnya bagaikan sebuah rangkaian puzzle. Seminggu kemudian, aku dipertemukan dengan ibunya, Alhamdulillah ibunya baik dan ramah, ketemu juga sama beberapa adiknya. Seminggu setelahnya aku dipertemukan dengan Ayahnya kebetulan kita ke undangan bersama.
Dua minggu setelah itu kedua orangtuanya berkunjung ke rumahku untuk menemui Mama dan Bapa. Yang gak kalah lucunya, ketika mereka bertemu hebohnya bukan main lho, rasanya kayak kawan yang lama tak berjumpa, memang iya sih, hohoho. Belum aja Halim memperkenalkan ortunya ke Mama dan Bapa, eh mereka udah kepalang heboh duluan. Sedangkan kita berdua malah cuma bisa cengo, saking kagetnya melihat kehebohan mereka semua. akhirnya kedua orang tua duduk dan melanjutkan ngobrolnya, sedangkan kita berdua malah dikacangin hahhahaha. melihat itu, pengen rasanya aku ketawa tapi aku tahan, kemudian sekilas aku meliriknya,, rasanya, ingin mengajaknya tersenyum bahkan tertawa bersama supaya ada temennya, eh mukanya malah datar dan jaimnya bukan main, rasanya gemes banget saking irinya kenapa dia bisa mempertahankan muka stay cool pada saat kocak kayak gitu sedangkan aku harus berusaha sekuat tenaga untuk menahan tertawa bahkan tersenyum sendirian. Dan acara perkenalan kekuarga alhamdulillah berjalan dengan lancar, seneng banget kalo orang tua dari kedua belah pihak bisa saling menerima satu sama lainnya.
Semoga sampai terus ke depannya.
0 komentar:
Posting Komentar