Senin, 18 September 2017

Kisah Cincin

Diposting oleh mirefasdiari di 01.54

Sekilas memang tampak sederhana, namun terdapat sejarah yang panjang dibalik kesederhanaan desain cincin ini. Cincin ini memiliki peranan penting dalam perjalanan  kisah cintaku karena ia menjadi  sebuah bukti dari mimpi, harapan, dan kepercayaan bahwa kehidupan itu tidak dibatasi ruang dan waktu. Begitu pula dalam perkara cinta. Percaya atau tidak, kita bisa menginginkan dan mencintai seseorang walau belum saling dipertemukan karena semesta ini  tidak dibatasi ruang dan waktu, Infinity. Infinity adalah cinta yang abadi, cinta yang memiliki satu tujuan mulia, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta demi keberkahan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat
          Aku adalah seorang gadis pengkhayal, aku sangat mengharapkan kisah cinta yang sempurna, kisah cinta yang abadi hadir dalam kehidupanku. Oleh karena itu aku membuat lambang infinity  dalam versiku. Demi memperoleh lambang yang sempurna, aku pun sering merevisi desainnya dalam jangka waktu tertentu yaitu pada tahun 2009, 2011, 2013, 2016 hingga pada akhirnya menghasilkan sebuah lambang yang permanen.  Okay, supaya gak makin penasaran, aku akan menceritakan kisah detailnya.

2009




        Jadi beginilah ceritanya. Pada awalya, aku terinspirasi Anagram dari desain undangan pernikahan kakak kandungku, Evita Fathia Luthfina, dengan suaminya, sekaligus kakak iparku Dhonny Yudokusuma. Anagram adalah salah satu jenis permainan kata, di mana huruf-huruf di kata awal biasa diacak untuk membentuk kata lain atau sebuah kalimat (sumber: Wikipedia).Kebetulan A dhonny sendiri yang mendesain undangan tersebut, karena dia adalah anak desain, walaupun desain interior. Pada undangan tersebut anagram nama teteh dan A Dhonny, yang jika nama tersebut dibalik akan terbaca satu nama yang sama. Berikut gambar Anagram teteh dan A Dhonny pada undangan mereka: 



Evita dan Dhonny, Aku dan Kamu adalah Kita

          Gimana menurut kalian anagram mereka? So sweet banget, khan? Semenjak itu aku jadi kepikiran untuk membuat hal yang sama, denga caraku sendiri pastinya. Semenjak itu aku jadi suka berkhayal tentang pernikahan, sosok suami di masa depan nanti, Seperti apa, ya, sosok orang itu? Semenjak itu rasa penasaran semakin bertambah kuat, dan imajinasiku semakin berkembang tiap harinya. Entah mengapa aku selalu memiliki imajinasi, bahwa seseorang yang menemaniku d masa depan kelak, adalah seseorang yang memiliki inisial A, hehe sedikit maksa gak, sih?? Entah kenapa dari sekian banyak abjad, aku memilih sebagai nama inisial untuk suamiku nanti. Hmm, memang bisa, ya? Gimana caranya?.     Okay, kembali lagi kita membahas mengapa aku memilih a sebagai inisial nama suamiku, karena jika a huruf kecil, itu dibalikkan akan menghasilkan huruf e, yaitu namaku sendiri, Emiria Farahdina. Semenjak kejadian itu aku sering memikirkan beberapa nama memiliki inisial A yang muncul secara spontan dalam benakku, sayangya dari banyaknya nama yang muncul, tidak ada nama suamiku, hehe.Yah,,, namanya juga gadis penkhayal. Ada-ada aja, ya! Namun aku percaya itu adalah takdir tuhan yang terbaik, dan InsyaAllah suamiku adalah jodohku di dunia dan di akhirat. Aamiin.


2011
Sempat membuat lambang tersebut, bersama mantan yang sebelumnya. Kebetulan nama panggilan dia berinisial A, jadi pas banget khan.  Awalnya bentuk dari gambar tersebut adalah a&e, namun apabila gambar tersebut disatukan, terkesan saling bertolak belakang, dan tidak saling menatap satu sama lain. Seperti inilah gambarnya.

          Karena filosofi yang kurang bagus, akhirnya aku sepakat menggantinya menjadi e&a, walau tidak tersambung satu sama lainnya. bentuknya belum sempurna, sehingga ada bagian yang terputus. Seperti inilah gambarnya.

          Alhasil, itu berdampak dengan cerita cinta  yang mungkin sengaja Tuhan rencanakan yang terbaik untukku.




2013
Pada saat itu hubungan aku sudah putus dengan si mantan, dan akhirnya aku berusaha untuk membuat lambang yang lebih sempurna dan mempostingnya di sebuah media social yaitu facebook. Cukup banyak yang menyukai postinganku bahkan diantaranya ada yang mengomentari posting gambar tersebut, salah satunya adalah Dani, teman SMAku, Dia berkomentar.

Dani: “ Oi, Emi yang namanya infinity itu khan gak terputus, kalau terputus  bukan infinity dong!”
          Tersadar dengan komentarnya dia, aku pun langsung melihat sketsaku, dan berpikir kembali, bener juga ya apa yang dikatakan Dani, mungkin itu kali ya salah satu penyebab kenapa aku putus sama mantan. Well, It doesn’t related each other anymore actually, but It just my perspective and believe. Irrational believe or whatever tapi kadang aku suka percaya sama hal-hal yang mustahil, dan kadang itu terkesan konyol. Semenjak itu aku berusaha untuk mengecek, memang infinity itu seperti apa sih dan membaca literatur mengenai sejarah simbol infinity yang awalnya diterapkan pada ilmu matematika dan fisika dan simbolnya sendiri pertama kali ditemukan oleh anaximander, seorang filsuf dari yunani. Melihat lambang tersebut aku terinspirasi untuk membuat lambang berdasarkan versiku sendiri yaitu e&a yang disambung, ga terlalu banyak perubahan dari bentuk yang sebelumnya, intinya infinity, tak terhingga, dan tak terbatas. Btw, postingannya dihapus dan aku sendiri lupa lambangnya seperti apa, karena baru putus sama mantan yang dikhawatirkan postingan ini menjadi salah paham. Maklum baru putus bikin baper. Hahaha. Okay, penciptaan Ini semua menciptakan sebuah harapan, bahwa cintaku di masa depan kelak tidak terhingga dan dibatasi oleh ruang dan waktu, hingga maut memisahkan kita, hingga kita berjumpa kembali di Surga Illahi, Abadi, selamanya. Aamiin =)
          Okay, kita skip dulu masalah cincin untuk sementara waktu, dan menceritakan pengalaman yang berhubungan dengan jalan pikiranku yang kadang aneh. Tiba teringat cerita waktu SMP karena keseringan nonton drama Jepang , aku ga inget judulnya apa, pokoknya salah satu cuplikan drama Jepang itu ada lambang liontin Daun Semanggi berbelah empat yang dipercaya pembawa keberuntungan. Semenjak suka nonton film itu, aku jadi pecaya kalau daun semanggi berbelah 4 itu ada, dan saking percayanya, setiap kali aku menemukan kumpulan daun semanggi, aku langsung cek apakah itu diantara daun semanggi berbelah tiga itu ada daun semanggi berbelah 4? Dimana pun aku menemukannya, aku pasti berusaha untuk mengeceknya kembali. Hmm,,,, konyol banget khan aku. Sampai suatu hari ada seorang kawan yang ketika aku ceritakan tentang pengalamanku, dia langsung dengan spontan bilang
Na      : “Ya ampun Emi kamu percaya kalau itu ada? Jelas yang namanya daun
           semanggi berbelah empat itu gak pernah ada Emi!!”’’ \
E        :Oia,?? Terus selama ini aku bener2 percaya banget dan terobsesi.”

          Semenjak itu aku gak pernah percaya lagi. Begitulah aku, sedikit aneh memang, dan kehidupan pun terus berjalan- dan berjalan dan sampai akhirnya aku bisa melupakan kejadian itu.

2016

Ada saat dimana aku berada di masa peralihan, di saat aku harus move on dari kisah cinta yang lama. Move on yang ada di pikiranku adalah, bukan hanya kita bukan melupakan, karena selamanya kita tidak akan bisa melupakan apa yang terjadi di masa lalu selama memori kita tidak aka pernah hilang,  bahkan ketika amnesia sekalipun. Memori itu akan selalu tersimpan di file dokumen yang ada di pikiran kita, tetapi yang bisa kita lakukan adalah menetralkan emosi yang selama ini bersemayam dalam hati kita. Namun, menghilangkan emosi tidaklah cukup selama kita tidak bisa mengikhlaskannya. Yang aku inginkan adalah aku harus mengikhlaskan masa laluku karena aku ingin mempersiapkan hatiku pada seseorang yang baru, seseorang yang siap mendampingiku di masa depanku nanti. Begitu pula sebaliknya untuk dia yang akan menjadi pendampingku nati adalah orang yang sudah merelakan masa lalunya da siap untuk menghadapi kehidupan di masa depan. Dan ketika saat itu tiba, aku pasti merasa bersyukur karena telah melalui ini semua. Dan selama di masa peralihan itu, yang aku lakukan adalah banyak berinstrospeksi diri, apa saja kesalahan yang aku perbuat di masa lalu, dan sisi positif yang dapat aku petik untuk sebagai pelajaran yang berharga di masa yang akan datang. Intinya banyak bertobat dan berdoa, menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada-nya.
          Di saat itu pula aku senang sekali berkhayal, kebetulan pada saat itu adalah saat yang bersamaan dengan persiapan pernikahan kakakku yang kedua, A Reza. Melihat atmosfer persiapan pernikahan mereka, membuatku bersemangat untuk membayangkan bagaimana serunya pernikahanku kelak, tanpa sadar aku pun mulai memikirkan tentang pernikahan, menentukan tema warna utama yang akan aku pilih, yaitu hijau dan biru. Warna ini dipilih karena kebetulan aku sangat menyukai hijau dan aku membayangkan pasanganku nanti menyukai warna biru. Aku juga mencari model baju yang ingin aku kenakan pada saat itu, menulis status di berbagai social media yang mengisyaratkan keinginan dan harapanku tentang pernikahan, mulai me-list daftar lagu yang ingin aku putar di pernikahanku, bahkan aku pun mendesain cincin untuk pernikahanku sendiri. Awalnya aku ragu, apakah mungkin suamiku di masa yang akan datang akan berinisial A, tapi keyakinanku melawan semua keraguan dan perkataaan kritis yang selalu berteriak, tidak mungkin, itu konyol, jangan memaksakan diri.  Dan akhirnya aku membuat desain cincin yang terakhir. Pada saat itu aku berkata pada diriku sendiri, siapapun suamiku nanti, apakah dia berinisial  A atau bukan, aku akan menggunakan desain cincin ini karena cincin ini adalah infinity E & A, cinta yang tak lekang oleh waktu.
          Aku yakin jika seandainya aku meggunakan desain cincin pernikahan kita nanti pasti keren banget. akhirnya dibuatlah cincin tersebut dengan desain lambang yang terakhir direvisi pada tahun 2013. Oia, tidak lupa juga ditambahkan batu di kanan dan kiri untuk pemanis.


Tidak lama desain tersebut selesai, hanya dalam hitungan hari, aku bertemu dengannya. Belum lama berkenalan dengan orang ini, dia memberanikan diri untuk melamarku. Proses kami begitu cepat, hingga pada akhirnya keluarga kami dari kedua belah pihak pun merestui hubungan kami untuk lanjut ke tahap yang lebih serius. Setelah itu, kami mulai menyusun persiapan pernikahan, seperti gedung, seserahan, dan yang pastinya undangan. Ketika aku tanya mau menggunakan nama apa di undangannya, Halim atau Aim? Spontan dia menjawab “Aim, keren ya, beb?”. Dan di saat itu pula pikiranku kegirangan mendengarnya.  Yes, Aim, itu artinya berinisial A. Itu artinya aku bisa menggunakan desain tersebut untuk cincin dan undangan pernikahanku nanti. 
          Kenyataannya, merealisasikan cincin ini sama rumitnya dengan proses panjang pembuatan cincin ini. Berkali-kali datang ke tukang cincin gak ada berani yang membuat karena takut hasilnya tak sesuai dengan harapan. Belum lagi permintaan mereka yang berubah untuk meminta desain tersebut. Sempet mau menyerah, tetapi ingat semua cerita panjang yang terjadi selama ini. So, aku harus semangat, mau gak mau hingga akhirnya bisa memperoleh desain cincin yang sesuai dengan keinginan. Pada akhirnya berhubung sempitnya waktu persiapan, kita menggunakan Plan B, tidak menggunakan desain cincin ini, tetapi menggunakan desain cincin lain yang pernah aku gambar sebelumnya. Semoga bisa mewujudkan desainnya di lain waktu. Aamiin



Bogor, 251216

By Mirefa91

0 komentar:

Posting Komentar

 

- Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos