Sekilas memang tampak sederhana, namun terdapat
sejarah yang panjang dibalik kesederhanaan desain cincin ini. Cincin ini
memiliki peranan penting dalam perjalanan
kisah cintaku karena ia menjadi
sebuah bukti dari mimpi, harapan, dan kepercayaan bahwa kehidupan itu
tidak dibatasi ruang dan waktu. Begitu pula dalam perkara cinta. Percaya atau
tidak, kita bisa menginginkan dan mencintai seseorang walau belum saling
dipertemukan karena semesta ini tidak dibatasi
ruang dan waktu, Infinity. Infinity adalah cinta yang abadi,
cinta yang memiliki satu tujuan mulia, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
demi keberkahan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat
Aku
adalah seorang gadis pengkhayal, aku sangat mengharapkan kisah cinta yang
sempurna, kisah cinta yang abadi hadir dalam kehidupanku. Oleh karena itu aku membuat lambang infinity dalam versiku. Demi memperoleh lambang yang
sempurna, aku pun sering merevisi desainnya dalam jangka waktu tertentu yaitu
pada tahun 2009, 2011, 2013, 2016 hingga pada akhirnya menghasilkan sebuah
lambang yang permanen. Okay, supaya gak
makin penasaran, aku akan menceritakan kisah detailnya.
2009
Jadi
beginilah ceritanya. Pada awalya, aku terinspirasi Anagram dari desain
undangan pernikahan kakak kandungku, Evita Fathia Luthfina, dengan suaminya,
sekaligus kakak iparku Dhonny Yudokusuma. Anagram
adalah salah satu jenis permainan kata,
di mana huruf-huruf
di kata awal biasa diacak untuk membentuk kata lain atau sebuah kalimat
(sumber: Wikipedia).Kebetulan
A dhonny sendiri yang mendesain undangan tersebut, karena dia adalah anak
desain, walaupun desain interior. Pada undangan tersebut anagram nama teteh dan
A Dhonny, yang jika nama tersebut dibalik akan terbaca satu nama yang sama. Berikut
gambar Anagram
teteh
dan A Dhonny pada undangan mereka:
Evita dan Dhonny, Aku dan Kamu adalah Kita
Gimana
menurut kalian anagram mereka? So sweet banget, khan? Semenjak itu aku jadi
kepikiran untuk membuat hal yang sama, denga caraku sendiri pastinya.
Semenjak itu aku jadi suka berkhayal tentang pernikahan, sosok suami di masa
depan nanti, Seperti apa, ya, sosok orang itu? Semenjak itu rasa penasaran
semakin bertambah kuat, dan imajinasiku semakin
berkembang
tiap harinya. Entah mengapa aku selalu memiliki imajinasi, bahwa seseorang yang
menemaniku d masa depan kelak, adalah seseorang yang memiliki inisial A, hehe
sedikit maksa gak, sih?? Entah kenapa dari sekian banyak abjad, aku memilih sebagai
nama inisial untuk suamiku nanti. Hmm, memang bisa, ya? Gimana caranya?. Okay, kembali lagi kita membahas mengapa aku
memilih a sebagai inisial nama suamiku, karena jika a huruf kecil, itu
dibalikkan akan menghasilkan huruf e, yaitu namaku sendiri, Emiria Farahdina.
Semenjak kejadian itu aku sering memikirkan beberapa nama memiliki inisial A yang
muncul secara spontan dalam benakku, sayangya dari banyaknya nama yang muncul, tidak ada
nama suamiku, hehe.Yah,,, namanya juga gadis penkhayal. Ada-ada aja, ya! Namun
aku percaya itu adalah takdir tuhan yang terbaik,
dan InsyaAllah
suamiku adalah jodohku di dunia dan di akhirat. Aamiin.
2011
Sempat membuat lambang tersebut, bersama
mantan yang sebelumnya. Kebetulan nama panggilan dia berinisial A, jadi pas banget khan. Awalnya bentuk dari gambar tersebut
adalah a&e, namun apabila gambar tersebut disatukan, terkesan saling
bertolak belakang, dan tidak saling menatap satu sama lain. Seperti inilah gambarnya.
Karena filosofi yang kurang bagus,
akhirnya aku sepakat menggantinya menjadi e&a, walau tidak tersambung satu
sama lainnya.
bentuknya belum sempurna, sehingga ada bagian yang terputus. Seperti inilah gambarnya.
Alhasil,
itu berdampak dengan cerita cinta yang
mungkin sengaja Tuhan rencanakan yang terbaik untukku.
2013
Pada saat itu hubungan aku sudah putus
dengan si mantan, dan akhirnya aku berusaha untuk membuat lambang yang lebih
sempurna dan mempostingnya di sebuah media social yaitu facebook. Cukup banyak
yang menyukai postinganku bahkan diantaranya ada yang mengomentari posting
gambar tersebut, salah satunya adalah Dani, teman SMAku, Dia berkomentar.
Dani: “ Oi, Emi yang namanya infinity
itu khan gak terputus, kalau terputus bukan
infinity dong!”
Tersadar
dengan komentarnya dia, aku pun langsung melihat sketsaku, dan berpikir
kembali, bener juga ya apa yang dikatakan Dani, mungkin itu kali ya salah satu penyebab
kenapa aku putus sama mantan. Well, It doesn’t related each other anymore
actually, but It just my perspective and believe. Irrational believe or
whatever tapi kadang aku suka percaya sama hal-hal yang mustahil, dan
kadang itu terkesan konyol. Semenjak itu aku berusaha untuk mengecek,
memang infinity itu seperti apa sih dan membaca literatur mengenai
sejarah simbol infinity yang awalnya diterapkan pada ilmu matematika dan fisika
dan simbolnya sendiri pertama kali ditemukan oleh anaximander, seorang filsuf
dari yunani. Melihat lambang tersebut aku terinspirasi untuk membuat lambang
berdasarkan versiku sendiri yaitu e&a yang disambung, ga terlalu banyak
perubahan dari bentuk yang sebelumnya, intinya infinity, tak terhingga,
dan tak terbatas. Btw, postingannya dihapus dan aku sendiri lupa lambangnya seperti apa, karena baru putus sama mantan yang dikhawatirkan postingan ini menjadi salah paham. Maklum baru putus bikin baper. Hahaha. Okay, penciptaan Ini semua menciptakan sebuah harapan, bahwa cintaku di masa depan
kelak tidak terhingga dan dibatasi oleh ruang dan waktu, hingga maut memisahkan
kita, hingga kita berjumpa kembali di Surga Illahi, Abadi, selamanya. Aamiin =)
Okay,
kita skip dulu masalah cincin untuk sementara waktu, dan menceritakan
pengalaman yang berhubungan dengan jalan pikiranku yang kadang aneh. Tiba teringat
cerita waktu SMP karena keseringan nonton drama Jepang , aku ga inget judulnya
apa, pokoknya salah satu cuplikan drama Jepang itu ada lambang liontin Daun
Semanggi berbelah empat yang dipercaya pembawa keberuntungan. Semenjak suka
nonton film itu, aku jadi pecaya kalau daun semanggi berbelah 4 itu ada, dan
saking percayanya, setiap kali aku menemukan kumpulan daun semanggi, aku
langsung cek apakah itu diantara daun semanggi berbelah tiga itu ada daun
semanggi berbelah 4? Dimana pun aku menemukannya, aku pasti berusaha untuk
mengeceknya kembali. Hmm,,,, konyol banget khan aku. Sampai suatu hari ada
seorang kawan yang ketika aku ceritakan tentang pengalamanku, dia langsung
dengan spontan bilang
Na :
“Ya ampun Emi kamu percaya kalau itu ada? Jelas yang namanya daun
semanggi berbelah empat itu gak
pernah ada Emi!!”’’ \
E :Oia,??
Terus selama ini aku bener2 percaya banget dan terobsesi.”
Semenjak
itu aku gak pernah percaya lagi. Begitulah aku, sedikit aneh memang, dan
kehidupan pun terus berjalan- dan berjalan dan sampai akhirnya aku bisa
melupakan kejadian itu.
2016
Ada saat dimana aku berada di masa
peralihan, di saat aku harus move on dari kisah cinta yang lama. Move
on yang ada di pikiranku adalah, bukan hanya kita bukan melupakan, karena
selamanya kita tidak akan bisa melupakan apa yang terjadi di masa lalu selama
memori kita tidak aka pernah hilang, bahkan ketika amnesia sekalipun. Memori itu
akan selalu tersimpan di file dokumen yang ada di pikiran kita, tetapi yang
bisa kita lakukan adalah menetralkan emosi yang selama ini bersemayam dalam
hati kita. Namun, menghilangkan emosi tidaklah cukup selama kita tidak bisa
mengikhlaskannya. Yang aku inginkan adalah aku harus mengikhlaskan masa laluku
karena aku ingin mempersiapkan hatiku pada seseorang yang baru, seseorang yang
siap mendampingiku di masa depanku nanti. Begitu pula sebaliknya untuk dia yang
akan menjadi pendampingku nati adalah orang yang sudah merelakan masa lalunya
da siap untuk menghadapi kehidupan di masa depan. Dan ketika saat itu tiba, aku
pasti merasa bersyukur karena telah melalui ini semua. Dan selama di masa
peralihan itu, yang aku lakukan adalah banyak berinstrospeksi diri, apa saja
kesalahan yang aku perbuat di masa lalu, dan sisi positif yang dapat aku petik
untuk sebagai pelajaran yang berharga di masa yang akan datang. Intinya banyak
bertobat dan berdoa, menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada-nya.
Di
saat itu pula aku senang sekali berkhayal, kebetulan pada saat itu adalah saat
yang bersamaan dengan persiapan pernikahan kakakku yang kedua, A Reza. Melihat
atmosfer persiapan pernikahan mereka, membuatku bersemangat untuk membayangkan
bagaimana serunya pernikahanku kelak, tanpa sadar aku pun mulai memikirkan
tentang pernikahan, menentukan tema warna utama yang akan aku pilih, yaitu
hijau dan biru. Warna ini dipilih karena kebetulan aku sangat menyukai hijau
dan aku membayangkan pasanganku nanti menyukai warna biru. Aku juga mencari
model baju yang ingin aku kenakan pada saat itu, menulis status di berbagai
social media yang mengisyaratkan keinginan dan harapanku tentang pernikahan,
mulai me-list daftar lagu yang ingin aku putar di pernikahanku, bahkan aku pun
mendesain cincin untuk pernikahanku sendiri. Awalnya aku ragu, apakah mungkin
suamiku di masa yang akan datang akan berinisial A, tapi keyakinanku melawan
semua keraguan dan perkataaan kritis yang selalu berteriak, tidak mungkin, itu
konyol, jangan memaksakan diri. Dan
akhirnya aku membuat desain cincin yang terakhir. Pada saat itu aku berkata
pada diriku sendiri, siapapun suamiku nanti, apakah dia berinisial A atau bukan, aku akan menggunakan desain
cincin ini karena cincin ini adalah infinity E & A, cinta yang tak lekang
oleh waktu.
Aku yakin jika seandainya aku meggunakan desain cincin
pernikahan kita nanti pasti keren banget. akhirnya dibuatlah cincin tersebut
dengan desain lambang yang terakhir direvisi pada tahun 2013. Oia, tidak lupa
juga ditambahkan batu di kanan dan kiri untuk pemanis.
Tidak lama desain tersebut selesai,
hanya dalam hitungan hari, aku bertemu dengannya. Belum lama berkenalan dengan
orang ini, dia memberanikan diri untuk melamarku. Proses kami begitu cepat,
hingga pada akhirnya keluarga kami dari kedua belah pihak pun merestui hubungan
kami untuk lanjut ke tahap yang lebih serius. Setelah itu, kami mulai menyusun
persiapan pernikahan, seperti gedung, seserahan, dan yang pastinya undangan.
Ketika aku tanya mau menggunakan nama apa di undangannya, Halim atau Aim?
Spontan dia menjawab “Aim, keren ya, beb?”. Dan di saat itu pula pikiranku
kegirangan mendengarnya. Yes, Aim, itu
artinya berinisial A. Itu artinya aku bisa menggunakan desain tersebut untuk
cincin dan undangan pernikahanku nanti.
Kenyataannya, merealisasikan cincin
ini sama rumitnya dengan proses panjang pembuatan cincin ini. Berkali-kali
datang ke tukang cincin gak ada berani yang membuat karena takut hasilnya tak
sesuai dengan harapan. Belum lagi permintaan mereka yang berubah untuk meminta
desain tersebut. Sempet mau menyerah, tetapi ingat semua cerita panjang yang
terjadi selama ini. So, aku harus semangat, mau gak mau hingga akhirnya bisa
memperoleh desain cincin yang sesuai dengan keinginan. Pada akhirnya berhubung sempitnya waktu persiapan, kita menggunakan Plan B, tidak menggunakan desain cincin ini, tetapi menggunakan desain cincin lain yang pernah aku gambar sebelumnya. Semoga bisa mewujudkan desainnya di lain waktu. Aamiin
Bogor, 251216
By Mirefa91
0 komentar:
Posting Komentar