Nasehat
Teteh dan Harapan Mama
Percakapan Awal
Pada percakapan
awal, dia sempat menceritakan tentang keadaan keluarganya, sempat juga
mengajakku bermain bersama adiknya.
#skip#
Lupa gimana cerita
awalnya yang jelas kurang lebih beginilah percakapannya.
A : “Mba punya kenalan ga yang bisa
dikenalin sama saya? Kalau punya tolong dikenalkan
ke saya, ya, mba! Saya itu adiknya, banyak, makanya saya mau cari istri yang bukan cuma menerima saya, tapi
juga bisa menerima dan sayang sama adik
saya.”
E : “Hmm,,, gitu ya, Pak? nanti saya
kenalin bapak ke temen saya, deh, kalau ada.”
A : “Iya saya pengennya cari orang yang bisa diajak serius buat jadi istri, lho, mba, semoga bisa ketemu sama jodohnya ya, mba.”
A : “Iya saya pengennya cari orang yang bisa diajak serius buat jadi istri, lho, mba, semoga bisa ketemu sama jodohnya ya, mba.”
E :"Yang sabar ya, Pak, semoga nanti
ketemu jodohnya."
A :" Aamiin, makasih ya, mba'."
E :” Sama2 Pa Halim.”
Semenjak kejadian itu, hari demi hari berlalu. Kadang dia menghubungiku lewat WA, walaupun aku masih lama meresponnya, kadang dia mengajakku pergi atau pulang bareng, tapi aku pilih untuk ikut shuttle dengan alasan lebih pagi kalau harus mengajar di jam pertama, dan lebih aman juga menghindari gosip-gosip yang aneh. Maklum masih jadi staff baru di sana, jadi masih ingin untuk banyak mengamati. Yah, I know, mungkin ini semua cuma perasaanku, belum tentu juga orang lain peduli. Mungkin memang aku aja yang sedikit lebay. Hmmm,,, entahlah, biar semuanya mengalir apa adanya.
The
truth is di balik semua itu, ada dalam bagian diriku yang masih belum siap untuk kembali Pdkt
sama cowok dengan alasan lagi di masa peralihan, pengen menenangkan diri dulu,
dan juga gak mau terburu-buru dalam mengambil keputusan. Masih mau santai dulu,
let it flow aja. Dan di saat yang sama gosip seruangan semakin ramai
tiap harinya, dan di saat yang sama pula aku harus menggunakan topeng muka
ekspresi datar, kalau semuanya yang terjadi itu hanya gosip, walaupun
sebenarnya itu semua nyata? Entahlah, aku sendiri masih belum tau,
masih menikmati masa-masa kesedirianku.
Satu per satu orang berdatangan untuk
menjadi tim sukses dia dan mempromosikan dia kepadaku, entah secara sukarela atau dibayar, hihihi udah kayak
kampanye aja. Entahlah kadang lucu aja kalau inget kejadian itu.
Di saat yang bersamaan, di rumah tepatnya teteh (T) alu bernasihat:
T : "De, kamu jangan mengharapkan sama satu cowo aja, udah saatnya kamu harus berani buka hati sama yang baru,
pokoknya kalau ada yang ngajak kenalan
atau pdkt, coba aja dulu, cocok atau gaknya bisa belakangan yang penting saling kenal dan nambah
pertemanan,Ok? Aku yakin kamu pasti dapat yang
lebih baik dari sebelumnya, dan yang terbaik, asal kamunya mau membuka hati."
E : Iya bunda aku juga
berusaha buat membuka hati, kok, tapi memang masih belum ada aja, btw, makasih
ya teh buat nasehatnya.”
T : “Asal kamu tau, ya, kita semua sayang sama kamu, Tami, walau kita suka galak dan marahin kamu, tapi itu semua demi kebaikan kamu juga, kita pengen liat kamu bahagia, Mama, bapa, aa, teteh, a dhonny dan Neo, walaupun si krucil ini jail, semuanya sayang sama kamu. Iya, khan Neo?”
T : “Asal kamu tau, ya, kita semua sayang sama kamu, Tami, walau kita suka galak dan marahin kamu, tapi itu semua demi kebaikan kamu juga, kita pengen liat kamu bahagia, Mama, bapa, aa, teteh, a dhonny dan Neo, walaupun si krucil ini jail, semuanya sayang sama kamu. Iya, khan Neo?”
Dan
Neo pun mulai bernyanyi "Putus lagi cintaku", ditanya kayak
gitu sama bundanya, Neo bukannya mengiyakan, eh malah nyanyi makin kenceng
"Putus lagi cintaku, putus lagi cintaku, hihihi, Tami, Putus lagi cintaku,
putus lagi cintaku, hihihi " sambil ketawa jail memperlihatkan.giginya.yang
ompong.
E : “Neooooooo, jail!!!!!”
Neo : “Hihihi, Tamiiiiii!”
Neo Neo
keponakanku yang satu inI memang super duper jail sama kayak ayah dan omnya. Hohoho,
tapi aku sayang banget sama Neo. Selain teteh, di saat yang bersamaan, Mamah (M) pun ikut bernasihat:
M : "Mama seneng akhirnya kamu kerja di tempat yang baru, kamu khan jadi ada kegiatan, gak di rumah terus, dan mama juga berdoa semoga dengan kerja di tempat yang baru, kamu bisa dapat jodoh."
E :" Ya ampun, Ma, aku di sana, khan,
buat kerja bukan cari jodoh."
M :"Lho, siapa tau , khan, sambil nyelem minum air, kenapa, gak?"
M :"Lho, siapa tau , khan, sambil nyelem minum air, kenapa, gak?"
E :”iya, deh, Mama."
M : Pokoknya mama niat buat nikahin kamu di
akhir tahun, atau di tahun 2017, pokoknya kalau ada yang sampai melamar kamu, mama akan selalu siap, mama janji."
E :"Aamiin mama, makasih ya, doanya, aku sayang mama.”
E :"Aamiin mama, makasih ya, doanya, aku sayang mama.”
Selang beberapa hari semenjak percakapan itu, aku akhirnya mengatakan sesuatu sama mama sambil tidur-tiduran di kasur,
E : "Ma, sebenernya ada yang lagi
ngedeketin aku, terus aku digosipin d seruangan."
M :"Hmm,,, kalau orangnya baik, yaudah gpp, khan, De."
M :"Hmm,,, kalau orangnya baik, yaudah gpp, khan, De."
OK, da akhirnya aku berinisiatif untuk memperlihatkan fotonya sama mama.
E :“Ma, ini fotonya, menurutnya mama gimana?"
M : " Keliatannya orangnya baik,
ganteng juga, de."
Dan untuk ke sekian kalianya aku masih gak percaya sama respon mama, aku kira mama gak setuju, ternyata alhamdulillah mama setuju. Dan semenjak percakapan dengan mama, aku merasa lebih yakin untuk membuka hatiku.
0 komentar:
Posting Komentar