Kamis, 27 September 2018

Slow Parenting

Diposting oleh mirefasdiari di 12.22

Pernahkah Anda:
  • Merasa khawatir mengenai perkembangan si buah hati? 
  • Memberikan target tertentu yang harus diraih pada bulan/periode tertentu? 
  • Merasa cukup kaku menerapkan jadwal atau pola kebiasaan tertentu ?
  • Merasa kecewa, tertekan, dan bersalah jika semua gak berjalan sesuai harapan ?
  • Memberikan kelas ini dan itu agar si kecil bisa menguasai keahlian tertentu? 
  • Merasa sedih dan bersalah karena belum bisa memberikan yang terbaik untuk si buah hati? 

Kehidupan di era digital sangat mempengaruhi perkembangan pada banyak aspek kehidupan. Kadang tanpa disadari dapat menuntut kita bertindak lebih cepat untuk memperoleh hasil yang instan, tanpa memprioritaskan proses yang menjadi bagian yang esensial dalam sebuah pencapaian. Belum lagi peran sosial media berperan penting dalam mempengaruhi  dan membentuk persepsi gaya hidup yang ideal untuk orang tua. Sehingga berbagai cara dilakukan para ayah dan ibu dengan tujuan memberikan yang terbaik untuk si kecil, seperti membeli produk tertentu,  mom competition, self-comparison, membandingkan diri dengan orang lain dan masih banyak lagi. 

Slow parenting also called simplicity parenting mungkin bisa menjadi solusi yang tepat untuk  para orang tua dalam merawat si kecil dengan perasaan tenang dan damai. Slow parenting  adalah trend pola asuh yang diperkenalkan oleh Carl Honores  pada tahun 2009 dalam bukunya Under Pressure: Rescuing Our Children from Culture Hyper Parenting, yaitu metode pola asuh yang menekankan sedikit jadwal, tidak berfokus pada tugas perkembangan (milestone) , sedikit aktivitas, namun lebih berfokus pada waktu bermain dan relaksasi anggota keluarga. Dengan demikian, anak bisa berkembang dan mengeksplor dunianya secara alami sesuai dengan kecepatan dan kemampuan mereka.

Tujuan utama dari metode Slow parenting adalah membiarkan anak untuk mencapai kebahagian dan kepuasan akan prestasi mereka dengan caranya sendiri, walaupun hal ini tidak membuat mereka menjadi anak yang paling jenius, berbakat, dan terkenal. Pada saat ini banyak sekali orang tua yang terlalu mengeksploitasi anaknya secara berlebihan di beberapa aspek kehidupan namun di sisi lain melupakan banyak hal penting seperti memberikan semangat ketika mereka membutuhkan motivasi, memberikan pelukan untuk menenangkan mereka, tidak membiarkan anak mereka menyelesaikan masalahnya seorang diri, dan selalu menjadi pendengar yang baik untuk anaknya.  Adapun manfaat untuk orang tua adalah menurunkan tingkat stress, lebih fokus,  lebih tenang dalam menghadapi persoalan sehari-hari sehingga keseimbangan dan keharmonisan  dalam keluarga tercapai dengan baik. Perlu digarisbawahi bahwa slow pada konteks ini bukan berarti melakukan berbagai tindakan dengan kecepatan siput, namun melakukan berbagai hal dengan kecepatan dan waktu yang tepat karena semuanya akan lebih indah pada saatnya. Dengan kata lain, metode ini lebih menekankan pada proses daripada hasil, kualitas dibandingkan kuantitas,  being present in the moment dengan menikmati waktu kebersamaan yang berharga antara orang tua dan si kecil.


To listen slowly.
When we are present and awake to a moment with our child we are able to hear everything they say —

To connect slowly.

Holding hands. Talking slowly. Breathing deeply. Laughing joyfully. Smiling fully. These are the things that happen when we’re on the slow parenting path, the one where slow motherhood kicks in and we’re able to be all there, mind, body and spirit.

To wake up slowly.

Mornings are a child’s favorite time of day. They wake up so excited to be with us, so eager to embrace the new day.



To explore slowly.


Exploring slowly is one of our favorite things to do. You just never know what you will discover.





Metode utama yang digunakan untuk menerapkan slow parenting ini adalah Bermain dan Relaksasi. Bermain adalah bagian yang alami yang tidak dapat terpisahkan pada masa kanak-kanak. Bermain memudahkan seorang anak untuk lebih mengeksplor dan menemukan kepribadian dan potensi alaminya dengan cara mereka sendiri. is a natural part of Children invest 15% of their energy in playing, demonstrating their natural inclination and the evolutionary benefit. Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan alami untuk bermain dan mengekspor lingkungannya dengan baik, dengan begitu pembelajaran formal akan lebih bermanfaat ketika mereka berusia mulai dari 6 tahun. Relaksasi, being parents can be the most outstanding and exciting experience in once life.  But also, it can be the most exhausting and demanding at the same time, To become the happiest mom or dad we can be, we need feel more balance and present, one way is to find Me Time between our routine life. Everyone has different method to enjoy the day, to keep positive thinking and feeling start the day.

Saya  sempat menjadi Ibu yang overcontrol to her baby,  punya targets ini dan itu,  dilatih ini dan itu supaya bisa menyelesaikan milestone sesuai dengan usia perkembangannya.  Saya juga cukup strict karena terpaku pada jam dan waktu kehidupan sehari-hari yang memang itu untuk kebaikan si kecil. But there’s definitely a happy medium with space in between schedules for freedom, learning, and growth. So, kebiasaan tersebut sempat membuat tertekan, mudah kecewa karena banyak hal yang tak sesuai dengan keinginan, dan merasa gagal hingga bersalah belum menjadi Ibu yang baik

Mengaplikasikan Slow parenting sangat bermanfaat bagi saya sebagai seorang ibu.

“The benefits of a slow childhood allow ME the chance to do things a little differently. The benefits of slow parenting have never once not been obvious to me when we pause enough to enjoy a moment fully.”

 Teori memang memberikan informasi yang bermanfaat dalam membesarkan si kecil, namun kita perlu ingat bahwa setiap anak unik dan memiliki kelebihan,  dan pase sendiri,  jadi jangan bandingkan dengan orang lain atau terpaku pada suatu teori tertentu. Yang lebih penting nikmatilah waktu bersama anak, liat dan nikmati kemajuam demi kemajuan yang mereka capai tiap harinya. Slow parenting mengajarkan kita untuk menerima bayi apa adanya dan banyak bersyukur akan kehidupan yang Allah berikan pada kita. So,  No matter what you choose, it never hurts to be reminded to take a moment to enjoy Baby's babyhood. It doesn’t last forever, and it’s the unplanned moments that will stay with you as Baby grows.

Referensi


0 komentar:

Posting Komentar

 

- Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos