Holiday is
coming, are you ready??
Belum pernah ke luar negeri?
Belum pernah pergi jauh?
Belum pernah naik pesawat?
Belum pernah pergi jauh?
Belum pernah naik pesawat?
Dan nanti kamu mau pergi Sydney sendirian?
Memangnya berani ?
Begitulah pertanyaan banyak orang,
teman2, saudara, bahkan keluarga aku sendiri. Teteh yang gak berhenti2nya
bilang "Aku gak
tenang kalau kamu harus transit2 dimana2, masalahnya kamu khan
belum pernah ke luar negeri!" "Teteh tenang kalo kamu naek pesawat
yang direct ke Sydney!" Begitu juga Aa yang berulang2 kasih nasehat tentang
perjalanan ke luar negeri, cara transit dan lain2. Dan bagaimana kalau
mama dan bapa ? Hmm,,, mereka sih jangan ditanya
lagi, kayaknya mereka sulit sekali merelakan anak bungsu perempuannya ini
pergi.
Awalnya aku sih biasa aja, memang sih aku belum pernah ke luar negeri
bahkan belum pernah naik pesawat sekalipun seumur hidup, tapi bukan berarti aku
ga bisa khan? Toh, aku udah gede lho, udah dewasa pula,, (aamiin), kalau ada
apa2 tinggal tanya khan ya? Namun, aku ga bisa bohong kalau terlalu
banyak orang yang mempertanyakan hal yang sama, aku khan jadi deg deg gan juga,
Aaaaa XD.
Okay, singkat cerita aku berangkat pada tanggal 18 December, 14.30 dari Jakarta. Banyak banget hal yang harus aku selesaikan sebelum keberangkatan seperti yang aku ceritakan pada posting sebelumnya. Aku sengaja berangkat jam 8, alias 6,5 jam sebelumnya "untuk menghindari kemacetan.
Selama perjalanan
ke bandara,
aku ga tahu perjalanan lancar atau ga, karena satu hal
yang aku lakukan pada saat itu cuma ngobrol, peluk mama yang erat karena
aku gak akan ketemu mama selama sebulan ke depan, dan yang pasti tidur yang
pulas.
I'm gonna miss you mom, and dad, see you next month :)
Di Bandara, Bandara Soekarno-Hatta Int, Jakarta
Pertama aku naik pesawat Garuda dengan
tujuan Jakata- Denpasar. Secara keseluruhan perjalanan relatif lancar walaupun
agak lama sih nunggu di boarding room.
Beberapa kali bertanya untuk memastikan pesawat yang berangkat itu adalah
pesawatku, secara pada saat itu ada dua pesawat dengan tujuan ke Bali. Aku
bener-bener takut banget ketinggalan pesawat. Gak lucu juga khan ga jadi
berangkat ke Sydney cuma gara-gara ketinggalan pesawat ke Bali, apa kata dunia
nant? Eh, maksudnya apa kata Mama, Bapa, Aa, Teteh, dan A Dhonny??? Pasti
mereka mikir, “Apa, kamu ketinggalan
pesawat?! Konyol banget kamu, Tami!!” “ AAAAaaaaaaaaaa. No, no. no think
positively, Emiria, All iz well All iz well,” aku meyakinkan diriku.
Bandara I
Gusti Ngurah Rai Int, Denpasar
Terminal Internasional, Gak ada siapapun di sana :(
Okay kesan
pertama ngeliat Bandara I Gust Ngurah Rai adalah besar dan luas banget. “Yeayy ,, ,, I’m in Bali now! Aku senang
banget karena bisa menampakkan kaki di salah satu tempat yang pengen banget
dikunjungi selama ini, serasa mimpi walau cuma sebentar. Semoga suatu hari
nanti bisa mengunjungi tempat ini lebih lama. AAmiin
Bandaranya
bener-bener modern banget, ada beberapa dekorasi baik di dalam dan di luar
ruangan yang menunjukkan atribut Bali. Pengen foto-foto di sana cuma sekedar
buat nunjukin kalau aku pernah ke sana, tapi aku inget pesen Aa “Sesampai di Bandara, kamu harus langsung
check-in!’ So, aku ikutin de
saran dia, kebetulan aku di sini transit selama 4 jam, jadi setelah check-in aku masih punya banyak waktu
untuk melakukan berbagai hal.
Jarak dari terminal Domestik ke terminal Internasional jauuuuhhhh dan berliku-liku banget. Gedungnya masih
baru banget, kepikiran pengen ambil banyak foto, not selfie one hehe, tapi
sayang ribet. Dengan pedenya aku berjalan sendiri, tralalala ala-ala backpacker
yang berusaha menikmati perjalanannya, tapi lama kelamaan kok makin sepi makin sepi
dan gak ada orang sama sekalii!!
AaaaaXDXDXDXDXDXDXDXDXD, so aku pelanin jalanku sampai akhirnya ada beberapa
orang dan sampailah akhirnya ke terminal internasional. Setelah Check-in dan ke loket imigrasi
(Alhamdulillah, ternyata prosesnya gak seribet yang aku dan keluargaku
bayangngkan). Selesai check-in, aku
cari tempat makan, atau tempat yang enak buat nunggu lama. Aku sih niatnya
pengen ke bagian domestik lagi, pengen foto-foto di Gerbang Pura Bali, tapi,
jalan keluarnya ribet banget, muter-muter, banyak banget pertokoan untuk suvenir
yang menujual barang-barang super branded.
Seru juga sih foto-foto di pertokoan itu, tapi sayangnya udah gak nafsu saking
belum tenang karena belum nyampe tempat tujuan.
Primary
Lounge @Bandara I Gusti Ngurah Rai Int, Denpasar
I'm gonna miss you mom, and dad, see you next month :)
Akhirnya aku
memutuskan untuk menunggu di sebuah Primary
Lounge sambil beli cemilan di sana. Rasaanyaaa boseeeennnnnnnn banget, dan
salah satu cara untuk mengobati kebosananku yaitu, bersketsa. Selain bersketsa
berkali-kali update status dan berkali-kali menghubungi teman-temanku, supaya
gak sepi. Ini dia beberapa sketsaku:
Di sana,
beberapa kali aku menghubungi dan dihubungi keluargaku via WhatssAp, kadang si
Aa juga telepon aku buat mastiin kabar aku. Hingga pada akhirnya aku mendengar kabar
yang mengejutkan, kabar yang sempet bikin aku khawatir kalau teteh udah mau
melahirkan dan bahkan udah ada di rumah sakit. Aku jadi deg-deg gan gak karuan.
Pertama aku bener-bener mikirin kondisi teteh, semoga proses kelahirannya
berjalan lancar. Kedua, aku kepikiran
siapakah yang menjemput aku di bandara, secara a Dhonny pasti lebih pilih untuk
mendampingi istrinya tercinta. Whoaa apa
yang aku bayangkan bersama temen-temen kantor bener-bener kejadian kalau teteh
melahirkan di hari yang sama dengan hari keberangkatanku. Gak lama setelah aku mendengar
kabar kalau teteh dibawa ke rumah sakit, Aa menelpon dan memberi kabar kalau teteh
udah melahirkan pada puku 00.15 waktu Aussie. Alhamdulillah, senang dan leganya
bukan main, jadi kebayang setelah sampai sana, aku bisa langsung ketemu
keponakan tercinta Neo dan Ade.
@Boarding
room, Bandara I Gusti Ngurah Rai Int, Denpasar
Okay, waktu
terus berjalan dan semakin dekat dengan keberangkatanku. Aku berangkat dari
Denpasar-Sydney pukul 22.30. Aa telepon dan nyuruh aku check-in jam 22.00 aja supaya aku gak kelamaan nunggu di boarding room, yah maksudnya sih baik,
tapi firasat aku berkata lain, jam 9 aku cuss ke Boarding Room. Sempet muter-muter sebentar sih sebelum ke sana,
tapi uda bosen banget jadi langsung d boarding
room. Dan, yap ternyata firasatku tepat, boarding roomnya jauh banget, sekitar 10 menitanlah buat sampai
sana, Whoaaa. Bersyukur banget pas aku datang tepat pas udah bisa naik pesawat,
jadi aku gak nunggu lama. Sesampainya di pesawat, gak harus nunggu lama karena
setelah aku duduk, pesawat langsung berangkat, beda banget ma pesawat pertama yang harus delay dulu. Aku seneng sih, tapi masih terheran-heran gitu kok
cepet banget ya, padahal di jam aku khan masih jam 10, seharusnya setengah jam
lagi baru berangkat. “What’s wrong with
that? Dan akhirnya aku menyadari kalau ternyata waktu di Bali satu jam
lebih cepat dari jamku yang masih pake waktu WIB!!!! So, intinya aku baru sadar
aku sampe boarding room 15 menit sebelum keberangkatan. Pantes aja pas aku liat
jam udah pukul 22`15, terus pada saat itu aku masih gak sadar lagi, aku malah
pikir kalau jamnya ngaco banget, ternyata otakku yang lagi ngaco, wkwwkw. Whoaaa dodol banget!! Pantesan aja pas lagi
nunggu, waktu kerasaaa lama banget,
ternyata bedanya satu jam toh, terus aku baru ngeh pas di pesawat.
Setelah sadar, gak berhenti-berhentinya aku mengucapkan rasa syukur sambil
senyum-senyum sendiri menertawakan kekonyolanku. Alhamdulillah walau tingkat kesadaran rendah pada saat itu, Tuhan
bener-bener membimbingku. Apa jadinya kalau seandainya aku ketinggalan pesawat
dengan alasan yang konyol, gak sadar kalau ada perbedaan waktu antara Bogor dan
Denpasar, ckckckc……
Okay aku
skip ceritaku, karena bakal panjang
banget, yang pasti akhirnya pada pukun 07.30 aku sampai di bandara Kingford
Smith International, Sydney. Sydney, I’m
coming! Finally (teary ; ’)) senyum senyum sendiri di pesawat . Setelah
sampai dan turun dari pesawat, aku langsung ke bagian imigrasi. Bandaranya
keren (pastinyalah) dan gak ribet juga petunjuk arahnya, jadi aku gak pusing
harus ke mana dulu. Aku langsung ke bagian imigrasi. Di sana penuh dan ngatri
banget, sering juga ketemu orang Indonesia, beberapa dari mereka tersenyum dan
menyapa. Mereka sangka aku datang ke sini buat sekolah lagi (aku aminin aja
dalam hati, supaya jadi kenyataan :))
Dan setelah
selesai di bagian imigrasi, sampailah aku pada bagian yang paling menegangkan,
yaitu bagian system pengamanan bandara. Aku jadi inget nasehat aa dan teteh
yang bawel banget tentang ketatnya system pengamanan di sini. Aku deg deg gan
banget tapi berusaha buat tenang, di saat petugas memeriksa barang-barang yang
kita bawa. Sebelumnya di pesawat, kita sendiri mengisi formulir yag berisi
tentang identitas kita, alamat selama kita menetap di Aussie, dan form check-list tentang barang-barang yang
kita bawa. Ada kejadian yang konyol banget. Just
keep reading, ya !
@
Immigration, Bandara Kingford Smith Int.
Sebelumnya,
teteh khan nitip bantal kacang hijau yang fungsinya untuk merangsang pertumbuhan
rambut bayi. Teteh bilang barang tersebut dikategorikan produk kacang. So,
inilah percakapan aku dengan petugas bandara.
P1 : “Hello, morning.”
Me : “Hello, morning.”
P1 : “So, what things that you declare?”
Me : ” Hmm, there are Nut Pillow and some
other stuffs.”
P1 : ” What kind of stuff is it? Can you show
me?”
Me : “Sure, I will show you, wait a minute.”
Okay, aku buka
koperku, dan aku ambil d si bantal kacang hijau, untung packing ada di luar, jadi gak ribet ngeluarinnya. \
Me : “Here, Nut Pillow.”
P1 : “What’s that? What kind of nuts is it?”
Aduh mampus aku gak tau lagi
bahasa inggrisnya kacang ijo apa XD
Me : “I don’t know, I’m not sure, may be its
green nut (asal translate aja XD). I just cant explain it in English.”
P1 : ” What kind of nuts it is? I never know
about it, is it kind of knskxnksnk ?”
Me : ” No, I’m not sure about it.”
P1 : “See, the explanation here is not with
English, so you have to explain to me, otherwise I will open it.”
Me : ” No. no . no , don’t open it, let me check
it first , I’m googling now, and I will show it for you what kind of nuts it
is.”
Aku buka HP,
mana HP aku sengaja dimatiin, jaga-jaga kalau ada pemeriksaan X-ray, terus lama lagi buka HPnya, terus
aku juga gak sadar kalau aku masih pake 3, nomor Indonesia, memang sih masih
bisa dipake buat Whatssap, tapi buat googling? Oh no, what should I do?!!!! Dan akhirnya dia nanya ke temennya`
P1 : ”Is it okay about this kind of stuff?
There’s nut inside here but I’m not sure what kind of nut it is. And she want
to show me.”
P2 : “It’s okay, its allowed.”
P1 : “So, have you done check it?”
Me : “I’m sorry, but the connection is so
low.”
P : ”All right, it’s okay, its allowed
then , it just kind of brand new here, so what else that you declare.”
Me : ” Some herbal medicine (minyak telon) and
shoes.”
P1 : “all right it’s allowed, that’s fine, that’s
all, thank you.”
Me : “You’re welcome.”
Nut Pillow alias bantal kacang hijau
Ahh finally, selesai juga, memang sih bingung
ngejelasinnya. Tapi tetep gak seribet yng aku duga. Setelah itu aku langsung ke
pintu exit, dan nemuin tulisan WELCOME to
SYDNEY. Dan di ruangan itu banyak banget orang
yang menjemput kerabatnya. Aku berusaha menghubungi a Dhonny yang katanya mau
jemput aku tapi gak ada kabar sama sekali, ada sih, tapi gak ada tanda-tanda
posisinya di mana. Aku cari-cari mungkin a Dhonny terselip di antara kumpulan
manusia ituu, tapi tetep gak adaa, hikkkkssssssss, sedih. Yasudahlah berarti memang harus nunggu. Pas
aku keluar dari gerbang tempat nunggu, tiba-tiba ada yang mengagetkanku, dan
itu Neo, dan si jail A Dhonny!!! Whoaaa senengnya buukan maen. Kupeluk dan kucium
Neoo. Neo juga kangen banget, berkali-kali dia peluk dan cium aku, kadang dia
suka pukul aku,, mungkin itu untuk mengungkapkan rasa kangennya. I can’t wait
to see my sister and my new niece.
I can’t wait
for my Adventure in Sydney and Australia. Okay, Bismillah the journey of
fortune begins
4 komentar:
Aaaaaa Emiiiiiirrr envy �� have fun yaaaa
tittiiiii kangen, thanks ya, ayo nanti kita ke sini
Emir ditunggu ceritanya di sydney yaa :D
thank you Eprika :)
Posting Komentar