Minggu, 20 Desember 2015

Surat untuk Mama dan Bapa

Diposting oleh mirefasdiari di 10.08



Dear Mama dan Bapa

Selamat ulang tahun , Bapa yang ke 65 dan Mama yang ke 53. Alhamdulillah, aku bersyukur banget hari ini bisa merayakan ulang tahun Mama dan Bapa bersama-sama,rasanya momen-momen seperti ini yang akan selalu aku rindukan, berkumpul dan menikmati waktu bersama.

Saat ini aku hanya ingin mengucapkan kalau aku sayang banget ama Mama dan Bapa, Terimakasih untuk semuanya.

Sekarang usiaku sudah 24 tahun, tetapi entah kenapa sulit bagiku untuk mengungkapkan perasaan ini. Ketika aku ingin mengucapkannya, selalu terkunci di bibirku, dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku rindu sekali masa-masa dimana aku dapat mengungkapkan perasaanku dengan mudah tanpa beban.

Dear Mama tersayang,,,,

Dear Mama, di surat ini aku hanya ingin mengucapkan terimakasih, terimakasih karena telah melahirkanku ke dunia. Aku lahir pada hari Sabtu Legi, tanggal 22 Juni 1991 pukul 15:15 (begitulah catatan yang pernah aku baca dari diary enin), dan kebetulan pada saat itu bertepatan dengan Perayaan Idul Adha. Aku memang tidak dapat mengingatnya, tapi dari berbagai sumber yang aku ketahui, termaksud dari cerita mama, aku tau kalau proses kelahiranku tidaklah mudah, penuh perjuangan. Beberapa kali mama tidak sadarkan diri, selain itu ketika lahir aku tidak ada respon, entahlah ceritanya seperti apa yang pasti leherku terbelit tali pusar. Alhamdulillah, Tuhan masih menyelamatkanku sehingga aku dapat lahir dengan kondisi yang sempurna. Beberapa kejadian yang aku ketahui jika itu tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan kecacatan bahkan kematian. Tetapi Tuhan selalu melindungiku itu semua berkat perjuangan mama dan doa-doa yang menyertaiku. Semenjak kelahiranku mama jadi mengidap darah tinggi dan jantung, selalin itu bentuk badan mama yang tidak dapat kembali seperti semula. Maafkan aku ya, Ma.

Dear Mama, terimakasih telah membesarkan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Mama rela berkorban, mengesampingkan kepentingan pribadi, memanjakan aku, mencukupi semua kebutuhanku, tapi aku sering mengeluh bahkan  marah sama Mama. Aku bersyukur memiliki masa kecil yang bahagia begitu pula masa remajaku, mungkin banyak perubahan yang tidak seperti masa kecilku, tetapi aku bersyukur karena apapun yang terjadi aku merasa beruntung dengan nasibku yang berjalan dengan baik.

Semakin aku dewasa, aku semakin sadar bahwa hidup itu tidak semudah yang aku bayangkan sebelumnya, penuh dengan perjuangan, aku ingat masa kecilku yang hanya bisa meminta-minta, dan marah kalau semua keinginanku tidak terkabul tanpa memikirkan jika terdapat proses untuk mencapai sesuatu. Dan semenjak itu aku sadar betapa hebatnya mamaku ini.

Dear Mama, aku tahu mama adalah sosok yang kuat, mama rela berkorban demi kebahagiaanya, berkali-kali mama sering bilang “Hidup mama itu untuk anak, mama gak bisa bahagia kalau belum melihat anak bahagia, mama akan melakukan apapun demi kebahagiaan kalian.” Mama adalah sosok yang hebat, betapa besar masalah yang mama hadapi, mama selalu berusaha untuk tegar dan mandiri, berusaha tidak mau terlihat kalau mama memang punya masalah.

Dear Mama, tak jarang juga aku sering melihat mama menangis ketika sedang berdoa sambil menyebutkan nama kami semua satu per satu. Tak jarang juga melihat mama terbangun malam-malam hanya untuk medoakan kami semua.

Dear Mama. Aku bersyukur sekali memiliki mama yang sangat hebat. Aku berharap jika suatu hari nanti aku menjadi ibu, aku bisa menjadi ibu seperti mama yang dengan tulus dan sabar menyayangi anaknya. Aku berusaha untuk menjadi anak yang lebih dewasa dan mandiri lagi, sehingga aku bisa banyak membantu mama dan membahagiakan mama.

Aku sayang Mama
Terimakasih, Ma.

Dear Bapak tersayang,,,,

Dear Bapak, makasih ya telah merawatku dari kecil, aku sayang dan bangga banget sama Bapa. Bapa adalah sosok pekerja keras, dan Bapak akan melakukan apapun agar bisa mncukupi kebutuhan anaknya di jalan yang baik. Aku selalu ingat kata Bapak,

“Carilah rezeki yang diberkahi, agar hidupmu diberkahi, jadilah orang yang baik, karena Tuhan akan membalas kebaikanmu, jika kau tidak merasakannya sekarang, kebaikan tersebut tidak akan pernah sia-sia, karena kebaikan tersebut akan turun kepada keturunanmu, anakmu dan cucumu kelak.”

Prinsip tersebutlah yang selalu aku ingat  dari bapak.

Dear Bapak, banyak prinsip kehidupan yang bisa aku pelajari dari bapak, karena bapak adalah orang yang suka belajar banyak hal, politik, sejarah, manajemen, psikologi, tanaman, dan hal-hal yang bersifat spiritual sekalipun. Aku banyak belajar dari bapak. Aku juga bangga karena aku adalah satu-satunya anak yang memperoleh bakat seni darimu. Aku percaya kau adalah seorang pelukis, meskipun aku tidak pernah melihatmu melukis secara langsung di kanvas, bahkan di buku sketsa. Aku bersyukur sekali, karena aku suka melukis dan melukis adalah bagian penting bagi hidupku.

Dear Bapak, hmm,, memang sih terkadang aku suka kesel kalau aku harus dibandingkan dengan kedua kakakku yang jelas- jelas mereka berbeda denganku. Aku tahu bapak melakukan itu demi kebaikanku, untuk memberikan motivasi agar aku bisa lebih maju dan semangat lagi.

Dear Bapak, hmm,,, aku sedih, aku jarang berkomunikasi dengan Bapa semenjak pensiun, entah tembok apa yang menghalangi kita, ingin rasanya aku mengembalikan waktu ketika aku masih kecil di mana aku sering bercanda denganmu. Rasanya saat tersebut adalah saat yang berharga untukku. Aku selalu ingin menjadi orang yang dekat denganmu di saat bapak membutuhkanku, aku ingin mengetahui apa yang Bapa rasakan, aku ingin selalu bisa berbicara dan berkomunikasi denganmu, tetapi mulut ini terdiam 1000 bahasa ketika aku bersamamu, dan aku tidak tahu apa yang harus ku katakan. Maafkan aku, kalau aku belum bisa menjadi anak yang berbakti.

Dear Bapak, sekarang aku sudah cukup dewasa untuk memutuskan pilihanku sendiri, terima kasih untuk bimbinganmu selama ini, aku sangat bersyukur. Aku berharap Bapak selalu mendukung dan meridhai keputusanku. Aku sangat membutuhkanmu, sampai kapanpun aku akan selalu membutuhkanmu membutuhkan dukungan, nasehat, bimbingan, serta doamu.

Dear Bapak, terimakasih banyak atas segalanya, aku berharap ke depannya kita lebih banyak berkomunikasi lagi. Aku akan selalu merindukan kebersamaan saat dimana aku selalu bercerita, bercanda, dan tawa bersamu. Aku berharap waktu akan mengembalikan saat-saat indah itu kembali. Aku sayang Bapa.
Terimakasih, Bapa.




Dear Mama dan Bapa tersayang,,,

Semakin aku dewasa, aku pikir aku akan kuat hidup tanpa mama dan bapa, berusaha untuk menjadi anak yang lebih mandiri lagi, tetapi pada kenyataannya aku  selalu membutuhkan mama dan bapa dalam kehidupanku, mama dan bapalah orang yang pertama yang rasanya ingin aku peluk setiap aku menghadapi masalah, aku selalu membutuhkan nasehat mama dan bapa, dan sampai kapanpun mama dan bapak tak pernah tegantikan.

Aku tau aku belum bisa membalas kebaikan kalian, semoga aku bisa membuktikan kalau aku adalah anak yang baik untuk kalian

Terimakasih, Ma, Pa….
Terimakasih akan kebaikanmu, doa Mama dan Bapa akan selalu menyertaiku kemana pun kaki ini melangkah. Aku berharap aku bisa membahagiakan kalian  selalu.

Ya Tuhan, titipkanlah Mama dan Bapa untukku, jagalah mereka di saat aku tidak berada di sampingnya, berikanlah mereka kebahagiaan. Aamiin.



2 komentar:

Eprika Adhityani on 21 Desember 2015 pukul 23.39 mengatakan...

Emir, aku berkaca- kaca bacanya:')
Folback ya emir, eprikaadhitya.blogspot.com:)

mirefasdiari on 22 Desember 2015 pukul 14.35 mengatakan...

thanks ya eprika :)

Posting Komentar

 

- Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos